Peristiwa serupa pernah terjadi
Kasus berakhirnya maut di STIP bukan pertama kali terjadi, tetapi sudah berulang-ulang.
Pada tanggal 25 April 2014, salah satu taruna STIP bernama Dimas Dikita Handoko (19) juga tewas usai dianiaya oleh para seniornya di rumah kos daerah Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara.
Dimas dianiaya karena dianggap tidak menghormati para seniornya.
Para pelaku yakni Angga Afriandi (21), Fachry Husaini Kurniawan (19), dan Adnan Fauzi Pasaribu (20) memukul perut sebelah kanan Dimas sebanyak empat kali lalu menamparnya.
Setelah dipukul dan ditampar, Dimas langsung terjatuh lalu tak sadarkan diri.
Para pelaku yang panik langsung mencoba menyelamatkan korban dengan memberi obat masuk angin. Karena Dimas tidak bereaksi, mereka langsung membawanya ke Rumah Sakit Pelabuhan, Koja, Jakarta Utara.
Di rumah sakit tersebut, nyawa Dimas tak tertolong dan akhirnya ia meninggal dunia.
Peristiwa berakhirnya maut di STIP juga menimpa Amirulloh Adityas Putra (19) pada Selasa (10/1/2017).
Amirulloh dan lima taruna lainnya dianiaya oleh lima orang senior di Asrama Ring 4 Kamar 205 lantai II, di STIP.
Para korban datang ke TKP untuk dianiaya oleh para pelaku dengan cara dipukul menggunakan tangan kosong secara bergantian ke arah perut, dada, dan ulu hati.
Amirullah yang memukul secara bergiliran akhirnya jatuh tak sadarkan diri ketika pelaku berinisial WH memukuli sambil meneriakinya dengan ucapan “Sama-sama anak Priok!”.
Amirullah tiba-tiba ambruk ke dada WH dan segera diangkat ke tempat tidur yang ada di kamar itu.
Para pelaku yang panik akhirnya mengadu ke seniornya yang merupakan taruna tingkat IV yang kemudian dilanjutkan ke piket medis dan pembina STIP.
Saat diperiksa dokter piket STIP, Amirullah ternyata sudah tak bernyawa.