“Minyak tersebut berwarna hitam pekat, berbau tajam, dan sangat berisiko mencemari lingkungan. Dampaknya sudah pasti buruk bagi masyarakat sekitar. Bayangkan, sawah yang menjadi sumber kehidupan warga kini terancam gagal panen,” ujarnya pada redaksi media portal news. Kamis, (18/9/25) sekira pukul 11:46 (WITA) Pagi.
Ghiant juga menyoroti fakta bahwa kebocoran pipa ini bukan yang pertama kali terjadi.
“Ini sudah kali ketiga terjadi di lokasi yang tidak jauh berbeda. Jika perusahaan sebesar PT Vale tidak mampu mengurus infrastruktur dasarnya, lalu bagaimana mereka bisa menjamin keselamatan masyarakat luas? Kebocoran berulang ini bukti nyata lemahnya tanggung jawab korporasi,” tambahnya.
Ia menegaskan bahwa hingga saat ini, PT Vale belum menunjukkan sikap serius dalam menangani permasalahan.