Kenapa Houthi Dipepet Militer Arab Saudi dan Amerika Serikat?

  • Share
Kenapa Houthi Dipepet Militer Arab Saudi dan Amerika Serikat

 

Seiring dengan perkembangan situasi, Arab Saudi membingkai ulang tujuannya untuk memulihkan proses politik Yaman dalam kerangka Prakarsa Dewan Kerjasama Teluk, yang pada 2011-2012 memfasilitasi pemindahan kekuasaan dari mantan Presiden Ali Abdullah Saleh ke Hadi.

 

Namun, alasan fundamental di balik intervensi Arab Saudi ini, berasal dari pandangannya terhadap Houthi sebagai perwakilan Iran di perbatasan kerajaan. Riyadh merasa khawatir bahwa pengaruh Iran melalui Houthi menimbulkan risiko langsung terhadap dominasi dan kepentingan regional kerajaan itu.

 

Kerajaan tersebut melihat pengambilalihan Sanaa oleh Houthi bukan hanya sebagai tantangan bagi stabilitas Yaman, tetapi juga sebagai pengubah permainan yang potensial dalam dinamika kekuatan Timur Tengah yang lebih luas.

 

Dalam konteks ini, Arab Saudi membingkai intervensi militernya sebagai respons yang diperlukan untuk melindungi keamanannya sendiri dan pengaruh regionalnya

 

Namun, meski Arab Saudi meyakini Iran sebagai kekuatan utama di balik pengambilalihan Houthi, pengaruh Iran terhadap kelompok tersebut pada saat itu sebenarnya relatif terbatas.

 

Meskipun Houthi bergantung pada dukungan militer dan logistik Iran, khususnya untuk persenjataan dan saran strategis, mereka tidak sepenuhnya berada di bawah kendali Iran.

 

Meski mampu memberi saran kepada Houthi tentang masalah strategis dan kebijakan, Iran tidak memiliki pengaruh untuk mendikte tindakan mereka.

 

Sebaliknya, faktor lokal seperti persaingan suku yang sudah berlangsung lama di Yaman, pertentangan lama Houthi terhadap pemerintah pusat, dan pengejaran mereka terhadap kekuasaan politik yang lebih besar, lebih berpengaruh dalam membentuk perilaku Houthi.

 

Aliansi Houthi dengan mantan Presiden Saleh dan beberapa faksi militer Yaman, juga memainkan peran penting dalam kebangkitan kelompok tersebut. Dengan kata lain, pengaruh Iran signifikan, tetapi tidak menyeluruh, karena Houthi memiliki tujuan politik dan strategis mereka sendiri.

 

Meskipun demikian, Riyadh tetap menggambarkan Houthi sebagai alat ekspansionisme Iran. Paradoksnya, permusuhan berkepanjangan Arab Saudi mungkin pada akhirnya memperkuat pengaruh Iran, karena mendorong kelompok bersenjata Houthi untuk semakin bergantung pada dukungan militer dan logistik Iran.

 

“Keberhasilan dan Kegagalan”
Intervensi yang dipimpin Saudi menghasilkan keberhasilan yang terbatas tetapi sebagian besar ditandai oleh kegagalan strategis dan operasional.

 

Salah satu pencapaian penting adalah penghentian perluasan wilayah aliansi Houthi-Saleh, khususnya kemajuannya ke Yaman selatan.

 

Pada pertengahan 2015, pasukan yang didukung koalisi berhasil merebut kembali Aden dan daerah sekitarnya, membalikkan perolehan Houthi di selatan.

 

Selain itu, koalisi berhasil pada 2016 dalam merebut kembali Mukalla di timur setelah jatuh di bawah kendali al-Qaeda di Jazirah Arab selama hampir setahun.

 

Namun, kampanye militer Arab Saudi sebagian besar gagal mencapai tujuan yang dinyatakan, malah menuai kritik global atas korban jiwa warga sipil yang sangat besar.

 

Perang tersebut telah menyebabkan lebih dari 375.000 kematian (sebagian besar karena kelaparan akibat blokade laut yang dipimpin Arab Saudi) dan kerusakan infrastruktur Yaman yang meluas, memperburuk krisis kemanusiaan di negara tersebut.

Pasang Iklan
  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Pasang Iklan